sahabat bagiku.

I sometimes find it hard to believe how fast it all can happen… How a person can come into your world and just flip it around (in a good way). It’s kind of a miracle that there are people out there who by just being a part of your life…. make it better.

Nah, ini dia pertanyaan yang semua orang sangka mereka bisa jawab, tapi mungkin hanya segelintir yang bisa mengerti sedalam apa arti dua kata di atas. Well, bagi semua orang, tiap orang, tentu beda-beda… I get it. Gue sendiri mengganti definisi sahabat beberapa kali, thinking I got it right every time. Tapi sejalan dengan perjalanan hidup gue, gue pun tau ada yang harus diperbaiki.



PERTAMA KALI:

Sahabat bagi gue: seseorang yang mau mendengarkan keluh kesah gue dan selalu ada di samping gue.

KEDUA KALI:

Sahabat bagi gue: seseorang yang mau mendengarkan keluh kesah gue dan selalu ada disamping gue, bikin gue ketawa dan selalu nasehatin gue.

KETIGA KALI:

Sahabat bagi gue: seseorang yang mau mendengarkan keluh kesah gue dan selalu ada disamping gue, bikin gue ketawa dan selalu nasehatin gue. seseorang yang bisa diajak ngomong kapan aja.



Nah…

Berhubung ketiganya cuma ber-evolusi, gue ambil yang ketiga untuk gue koreksi. 

1. seseorang yang mau mendengarkan keluh kesah gue dan selalu ada disamping gue.

Gue berpikir dan terus meneliti. Dan ternyata gue baru menemukan jawaban-jawabannya. Sahabat itu BUKAN seseorang yang mau mendengarkan keluh kesah gue dan selalu ada di samping gue. Sahabat itu seseorang yang TETAP mendengarkan keluh kesah gue, siap mendengar meski sebenarnya dia juga ada yg mau diceritain. Sahabat itu bukan seseorang yang selalu disamping gue, tapi seseorang yang meski gak di samping gue, gue tetep tau gue gak kehilangan dia karena di tangan dia, jati diri gue aman. She knows the real me even though she’s not with me.

2. bikin gue ketawa dan selalu nasehatin gue.

Pelawak emangnya, mas? Ato nyokap? Ato nyokap loe pelawak? Banyak orang yang bisa bikin gue ketawa, but surely mereka bukan sahabat gue. Banyak orang yang menasehati gue, atau sok menasehati, dan gak berarti mereka sahabat gue. Sahabat bagi gue tidak harus bisa bikin gue ketawa, tapi dia akan ketawa sama gue. Sahabat itu seseorang yang tidak menasehati tapi membiarkan kita melakukan apa yang kita mau. Ia membiarkan kita bertindak dan mengambil keputusan dalam hidup kita, menghormati kita sebagai orang dewasa dan tidak mengatur hidup kita. Ia tidak melakukan apa-apa, tapi berdiri di belakang kita dan jika kita berbalik untuk menangis akan keputusan yang salah atau bersorak akan keputusan yang benar, itulah ketika ia bergabung dengan kesedihan atau kegembiraan kita. Ia tidak menasehati tapi ia berpendapat. Berpendapat secara faktual dan tidak menghakimi. Tetap membiarkan kita memiliki kebebasan untuk mengambil keputusan tanpa ada beban.

3. seseorang yang bisa diajak ngomong kapan aja.

Bagi gue, yang lebih penting bukan kapan saja, tapi APA SAJA. Sahabat itu seseorang yang bisa gue ajak ngomong tentang APA SAJA. Semua hal tidak penting seperti lebar kaki gue, jumlah tahi lalat di badan gue, posisi tidur kesukaan gue sampe obrolan seperti idealisme gue dan cara gue melihat masa depan. 



Kesimpulannya:

Ketika loe mencari arti sahabat, jangan lihat permukaannya. Bareng-bareng tiap hari tidak membuat seseorang menjadi sahabat loe. Tahu rahasia loe tidak membuat seseorang jadi sahabat loe. Bahkan, punya hobi yang sama tetap tidak menjadikan seseorang sahabat loe.

Arti sahabat itu justru sangat fundamental. Sangat basic.

Sahabat itu orang yang bisa menyelesaikan kalimat loe. That’s all.

Dia mengerti loe, mulai dari cara pikir, sifat, kegemaran, preferensi, selera, bahkan cara loe mengambil keputusan. Dia tau kelemahan dan kekuatan loe. Dia bisa nebak apa yang akan ada di pikiran loe jika loe ada di situasi tertentu, bahkan ketika loe gak pernah ngomongin/ngalamin situasi tersebut sebelumnya. Dia gak pernah berhenti mendengarkan dan belajar ttg kepribadian loe, memperkaya diri dengan kompleksitas pribadi loe, sembari membandingkannya dengan kompleksitas karakternya sendiri. Dia tahu apa yang cocok bagi loe dan apa yang tidak. Dia tahu apa yang akan membuat loe kehilangan jati diri dan apa yang akan membuat loe semakin menemukan jati diri loe. Dia mengetahui dan mengerti idealisme loe, menghargai meski mungkin berbeda dengan idealismenya. Dia mengenal loe lebih baik dari yang loe kira, dan bahkan mungkin lebih baik dari loe sendiri karena dia tidak bias. Dia memberitahu loe apa yang perlu loe dengar, enak ataupun gak enak, karena tetap lebih baik loe mendengarnya dari dia daripada dari orang lain. Dia memberi loe kebebasan untuk menjadi diri loe sendiri. Dia memberi loe kesempatan untuk berkembang bersama, mengenal hidup lebih dalam bersama, belajar bersama, berpikir bersama, menganalisa bersama, menemukan arti hidup bersama, mendalami misteri alam bersama. Dia membuat loe menjadi orang yang lebih baik, gak peduli loe mau mengakuinya atau tidak, karena hanya dengan mendengarkan dan mengerti loe, dia UDAH membuat loe menjadi orang yang lebih baik. 

So, mungkin loe mengklaim kalau loe udah menemukan sahabat loe, tapi lebih baik kita berpikir kembali. Sudahkah? Teman berbeda dengan teman dekat. Teman dekat berbeda dengan teman baik. Teman baik berbeda dengan sahabat.

Teman adalah orang yang loe kenal atau mungkin pernah ngobrol/makan siang bersama sekali dua kali, atau nebeng pulang tiap hari.

Teman dekat adalah teman yang duduk di samping loe di kelas, minjem penghapus loe dan loe pinjemin tip-ex. Teman dekat adalah orang yang loe ajak ngegosip tentang dosen dan motif dasinya yang aneh.

Teman baik adalah teman yang pergi dengan loe tiap weekend. Teman yang menghabiskan banyak momen bareng loe, seperti Natal atau ulang tahun. Teman yang hafal nomer handphone loe, pernah curhat-curhatan sampe nangis, kenal orangtua loe, ada di speed dial loe dan orang yang ngasih loe surprise jam 12 pas ulang tahun loe.

Tapi sahabat, dia bisa mencakup yang di atas semua, dia bisa juga tidak mencakup apapun yang di atas. Dia gak perlu jadi orang yang pergi sama loe tiap hari, orang yang loe telpon tiap kali ada masalah, orang yang ngobrol sama loe di telpon tiap hari. Dia gak perlu jadi orang yang tahu segala detail kehidupan loe. Dia cukup mengenal loe dan dia mengalahkan semua definisi jenis teman di atas.

She is your person. You tell her things not because you want to get her approval. But telling her makes it real. If you murdered someone, she’s the person you’d call to help you drag the corpse across the living room floor.

Satu lagi perbedaan teman dan sahabat. Loe akan devastated dan depressed kalau kehilangan teman. Tapi saat loe kehilangan sahabat, loe tetap akan merasakan syukur dalam hati bahwa loe pernah diberi kesempatan ketemu dengan seorang yang bisa mengerti loe seperti itu. Loe bisa punya segudang teman baik tapi belum tentu mereka mengenal loe. Jadi mana yang loe pilih, orang yang mengenal loe atau ratusan teman baik tanpa satu pun yang mengenal loe yang sesungguhnya?

New thoughts:
Sahabat itu adalah orang yang bisa membuat lo berpikir, lo mau melakukan sesuatu UNTUK dia, bukannya malah berharap lo mendapat sesuatu DARI dia. Ketika lo uda nemuin orang yang rasanya lo selalu ingin memberikan yang terbaik (at least, baik) buat dia, maka mungkin lo dalam perjalanan untuk menjadi seorang sahabat. Dan gue selalu percaya, untuk mendapatkan seorang sahabat sejati, lo harus terlebih dahulu menjadi seorang sahabat. Jika lo tidak bersedia memberi, mungkin lo juga tidak akan diberi.

Apakah gue uda berhasil menjadi sahabat seseorang? 

Sepertinya belum.

Apakah gue uda menemukan seorang sahabat? 
Gue belum bisa bilang itu, but I think I’ve found my person.

0 comments:

Search

Loompaland

My great hope is to laugh as much as I cry; to get my work done and try to love somebody and have the courage to accept the love in return.

Oompa Loompa

My photo
I am lousy in explaining myself in words as I believe articulating something as complicated as personality stringed together in sentences does no justice to the profoundness in me. I may not know much but I know this much is true. I have morbid fascination over people's stories regardless where they came from or what background they grew up in. I indulge in their stories not because I'm nosy but because I find them enriching mine. I wish to be awed by the possibilities and differences I find in people from all over the world and I never hesitate to befriend them if the attraction is likewise. I am a creature of language, emotions, rationality experiences, comprehension, and love. I use words and ideas to change the world, I cling to my emotions and rationality to yield decisions, I base my decisions on experiences, I define skewed things I find through a weak attempt of comprehension and I love almost everyone.